Selasa, 24 April 2012

Rica Ayam Rasa Mercon


Sepertinya hari ini saya salah pilih makanan buat makan siang. Dan itu benar-benar salah. Ya memang tetap kesalahan saya sendiri yang milih.

Sebenarnya hari ini saya dan teman-teman seregu makan di satu warung makan “terpencil tapi ramai” di sekitar ISI Surakarta. kebiasaan kami dari zaman pertama kali kuliah memang kumpul sambil makan bersama, dengan bejaban cerita yang bakal mengalir dengan derasnya.

Nha, kembali ke makanan tadi. Semua berjalan sesuai rencana sampai saya memesan 1 porsi rica ayam yang saya sendiri belum tau rasanya. Semua memilih menu yang sama kecuali seorang teman yang katanya jera mencoba menu tersebut. Sedikit keder, saya ambil 2 biji kerupuk itung-itung buat ngilangin derita kalau-kalau ini makanan kelewat pedes.

Dan suapan pertama dimulai. Suapan kedua. Suapan ketiga, OH MY GOD! This is not a chicken (ayam, bukan pegecut). THIS IS A FIREWORK (mercon)! Ok, saya mulai berlebihan. Tapi memang gila pedesnya. Serasa makan mercon satu bak truk ukuran tronton.

Saya sendiri tidak terlalu doyan pedas. Saya cukup doyan pedas tapi dengan kadar kobongan yang sewajarnya (termasuk salah satu junkfood pedas yang begitu saya suka). Karena dipastikan nantinya bakal bolak balik masuk ke WC buat buang-buang, hasil kontraksi dari makanan yang super duper pedasnya itu.

Sekarang, sepertinya saya harus bersiap-siap. Bersiap-siap kalau nantinya saya harus bolak-balik ke WC karena perut yang melilit.

Minggu, 22 April 2012

Krupuk itu seperti hidup...

Saya pecinta makanan krupuk. dari rasanya, teksturnya, sampai bunyinya. kadang, pas makan, makan tanpa krupuk itu serasa ada yang hampa. serasa ada yang kurang.

ga dipungkiri, banyak orang disekitar kita yang sangat menyukai krupuk (termasuk saya), seperti yang saya tulis diatas. mungkin suka karena rasanya, karena teksturnya, atau apapun. yang jelas tetap bernama krupuk.

krupuk ada rasanya. ada yang bawang, ada yang ikan, ada yang ayam. (seumur-umur saya hidup, saya belum pernah makan kerupuk sapi atau kambing). hidup juga ada rasanya. ada bahagia, ada senang, ada sedih, ada gundah-gulana, ada galau, dan lainnya. kita hadapi semua dengan hati yang macam-macam pula rasanya.

krupuk itu ada teksturnya. ada yang kasar, ada yang lembut. sama persis kayak kita sebagai manusia ciptaanNya. ada yang punya sifat keras kepala, ada yang lemah lembut, ada yang kalem, ada yang mandiri, dan sebagainya. heterogenitas itu menyenangkan, bukan? kita jadi punya kesempatan buat mengenal orang lain jauh lebih dalam, dan kita akan tahu seperti apa sifat dan sikap mereka.

Krupuk itu ada bunyinya. krupuk yang baru saja diproduksi, pasti renyah. krupuk yang udah cukup lama, kena angin sana-sini, pasti melempem. kita juga gitu. ketika semangat terisi penuh, tekad menguat dan menebal, kita pasti berani tampil menghadapi tantangan didepan jidat. sebaliknya ketika kita galau, sedang tidak bersemangat, saya berani jamin, kita tidak akan maju sampai semangat kita kembali.

"saya menulis ini, dalam keadaan diri yang tidak terlalu baik. salah satu mimpi saya tidak tercapai malam ini. tapi semangat saya tidak mengendur. saya masih punya banyak mimpi yang harus saya gapai. dan saya yakin, saya mampu menggapainya. saya tahu, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan saya. Tuhan sudah menggariskan apa yang terbaik untuk saya. mungkin ketika sebuah cita-cita tidak tercapai, pasti ada jalan lain yang terbuka untuk menggapai mimpi lain yang sudah digariskanNya."

Senin, 16 April 2012

Gampang-gampang susah hidup di Indonesia

Saya hidup disebuah negeri kaya raya bernama Indonesia. Negeri yang dari dulu (katanya) "gemah ripah loh jinawi". dan saya hidup di salah satu pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia bernama Pulau Jawa.

kalau saya pikir-pikir lagi, sebenernya hidup di Indonesia itu gampang-gampang susah. lho ko gitu? mari kita lihat realitas yang ada disekitaran kita. ga usah jauh-jauh, di kiri kanan kita aja.

Negeri ini sungguh luar biasa. apapun bisa menjadi mata pencaharian. sesuatu yang sangat tidak berharga pun bisa disulap dalam kedipan mata menjadi sesuatu yang berharga dan mendatangkan uang. istilahnya mendatangkan sampah, mengolahnya, dan menjadikannya berlian. ga salah kalau hidup di Indonesia itu gampang. apa aja bisa dijadiin alat buat hidup.

bayangin, sampah plastik aja bisa jadi tas keren berharga puluhan ribu. plastik-plastik yang kagak kepake, bisa jadi ember buat nyuci (bayangin deh kalo ente pada gak punya ember, nyuci pake ape ente?). belum lagi kalo pada naek motor, bannya kempes, diluar negeri ini mungkin kagak ada tambal ban. Indonesia doang yang punya tambal ban seantero negeri. negeri lain mah, kalo ban bocor ya bocor aja, ganti ama ban baru.

dan prinsip mudah ini, juga dipake buat manusia-manusia jahil di luar sana. sumpah! seumur-umur saya hidup di dunia, saya baru pernah liat ada fungsi lain dari formalin ama borax. itu dua bahan kan biasanya cuma buat ngawetin mayat doank, tapi disini formalin dan borax jadi bahan buat ngawetin makanan biar bisa dijual lebih lama. orang-orang jahil diluar sana mungkin males juga beli pewarna makanan dengan standar mutu dibawah pengawasan pihak berwenang. sebagai ganti, mereka pake tu pewarna tekstil, yang notabene amat sangat tidak baik sekali buat kesehatan tubuh si pengkonsumsi.

nah susahnya hidup di Indonesia adalah menyaring segala sesuatu yang gampang yang dibuat orang-orang jahil diluar sana. anak-cucu kita kedepan yang paling mungkin mendapat perhatian lebih dari kita. bukannya apa-apa, anak-anak kecil itulah yang sebenarnya jadi incaran para manusia-manusia jahil yang punya rasa tanggungjawab pada diri sendiri tapi tak punya rasa tanggungjawab pada orang lain, nusa bangsa dan agama, agar membeli dan mengkonsumsi semua yang mereka buat. resiko kedepan, itu yang mengerikan.

ini tulisan sekedar tulisan. hanya opini semata. semoga kita adalah manusia-manusia yang selalu berjalan dalam ridho Tuhan, karena manusia yang baik adalah manusia yang berjalan lurus seperti apa yang telah ditentukan. :)

Jumat, 13 April 2012

Menghancurkan Apa Yang Ingin Dihancurkan, Tapi Sudah Hancur Karena Dihancurkan, Dan Dihancurkan Lagi Hingga Benar-Benar Hancur Sehancur-Hancurnya

Kagak ada kerjaan..

dihadapan Tuhan

du du du du du du du blah blah..
du du du du du du du no no..
once again back again
beautiful beautiful beautiful one day..

upps.. jadi nyanyi.. fokus ngeblog!

ok! here we go..

saya menulis ini sambil sesekali ngebaca-baca RPP yang nantinya saya jadiin acuan buat nyiapin RPP ujian micro teaching besok siang. mengingat-ingat alur cerita yang ingin saya ceritakan hari ini.

hari ini saya menikmati hari yang panjang bersama pacar saya. menghabiskan waktu hampir 7 jam buat ngobrol lepas tentang apapun. dari tempat kost doi, sampai pindah ke salah satu mall di Solo. dan sempat terhenti sesaat setelah makan dan saya belum melaksanakan shalat Ashar.

Ya, shalat Ashar. saya laksanakan di mushola lantai atas mall tersebut. saya shalat sendiri, karena ketika itu mushola dalam keadaan lengang, bahkan sangat sepi. hanya beberapa orang berlalu-lalang didepan mushola. mungkin mereka sudah melaksanakan sholat sebelumnya atau baru saja menggunakan toilet yang sangat bersih di sebelah mushola.

khusyuk sholat di rakaat kedua, pundak saya ditepuk tanda ada seorang makmum disebelah saya. tak lama dia pun mundur. saya tidak tahu siapa makmum yang ada di belakang saya karena saya sangat menikmati interaksi singkat saya bersama Sang Pemilik Kehidupan.

salam, berdzikir sejenak, mengakhiri ibadah dan saya menoleh kebelakang. dua orang makmum tadi ternyata masih melaksanakan sholat. salah satunya adalah seorang yang sudah cukup berumur, dengan tampang penuh wibawa, yang bisa saya taksir beliau adalah orang menengah keatas. sedangkan satunya lagi adalah seorang petugas kebersihan mall, dengan pakaian dinas (yang ga usah disebut pasti sudah tahu seperti apa pakaian dinas seorang cleaning service). dan ketika saya keluar, saya sempat menoleh ke arah tempat sholat putri dan saya melihat seorang ibu dengan tangan tengadah, berdoa dan memohon kepada Dzat Yang seluruh alam semesta ada ditanganNya.

sepanjang perjalanan saya kembali ketempat bu pacar menunggu, saya masih teringat pemandangan yang saya lihat tadi. WOW! tak peduli keadaan sosial, berapa gaji setiap orang, berapa banyak relasi, atau apapun yang bisa dibandingkan, ketika kembali ke hadapan Tuhan-nya, semua sama. karena Tuhan tak memandang setiap insan dari satu sisi, tapi semua sama rata, dengan segala kerendahan diri, kelebihan dan kekurangan yang Tuhan berikan pada insan-Nya.

yah, saya makin bersyukur dengan semua yang ada pada diri saya. segala puji hanya untuk Dia semata, tempat kita memohon dan meminta. dan Dia yang memberikan keadilan paling adil untuk kita para manusia nantinya. karena kita semua sama rata, dihadapan Tuhan.

Senin, 09 April 2012

Gadget, antara anak-anak dan kebutuhannya

ini udah kali ke sekian saya melihat anak-anak dibawah umur ngebawa gadget "diatas rata-rata". dan apa yang ada dikepala bebal saya? miris. beneran, miris banget. ya bukan karena saya iri. yakin, saya ga iri. atau bahasa gaulnya "sirik". tapi karena sesungguhnya untuk anak-anak dibawah umur, mereka belum benar-benar membutuhkan gadget yang "diatas rata-rata".

sebenarnya kisah ini bermula ketika sore tadi saya melaksanakan sholat ashar di salah satu masjid di dekat kampus. sebelum saya masuk kedalam masjid, saya sudah bertemu dengan tiga anak yang ada diluar masjid. sholat pun selesai dan sayup-sayup saya dengar anak-anak TPA melaksanakan praktek sholat. gak lama saya turun, dan masih melihat mereka. mereka asyik dengan MP3 yang mereka putar dan ketika saya lihat, oh my gooosh.. itu gadget diatas rata-rata. gila! anak sekecil itu udah dibawain BB. *tepok jidat*

mungkin ada beberapa manfaat ketika anak-anak mulai diperkenalkan dengan gadget. tapi mungkin akan lebih bijaksana untuk orangtua agar memberikan anaknya sesuatu yang lebih "sesuai" dengan umur mereka. tidak semua manfaat-manfaat positif untuk orang dewasa juga positif buat anak-anak. karena biasanya filter orang dewasa jauh lebih tebal dan lebih bijaksana daripada anak-anak.

ya ada baiknya anak-anak itu diberikan sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan anak-anak. bila sesuatu diberikan pada anak tidak sesuai dengan kebutuhan dan lebih mengikuti keinginan anak, anak pasti akan ngelunjak kedepannya. anak akan manja dan takkan berpikir prihatin. belum lagi content yang ada didalam gadget-gadget yang waaah. pasti ada content yang tidak sesuai dengan karakteristik anak.

yah, saya menulis ini untuk sekedar rasa prihatin yang ada dalam diri saya tentang perkembangan anak-anak sekarang. perkembangan zaman sepertinya terus melaju kencang hingga anak-anak tak ingin ketinggalan larinya. sekarang tinggal bagaimana kita memberikan pengertian kepada anak-anak kita agar tidak terjerembab pada hal-hal yang tak pernah kita inginkan.. :)

Senin, 02 April 2012

Sakit Gigi itu..


kalo ada orang yang bilang sakit hati itu lebih sakit ketimbang sakit gigi, saya berani jamin, dia pasti belum pernah ngerasain sakit gigi. kenapa sebab? perkaranya kalo orang sakit hati, kayak berantem ma pasangan, jotos-jotosan ama sahabat, atau utang-utangan ama warung sebelah (LHO?!), orang yang lagi sakit hati mah masih bisa makan banyak. tidur pun masih nyenyak. graak..groook..graak..groook.. masih enjoy. lha orang sakit gigi? makan ga ketelen. jangankan ketelen, buka mulut aja susah bener. ngomong |A| bunyinya jadi |ə|. pacar saya aja akhirnya ikut-ikutan niru-niru saya yang susah buat buka mulut.

dan tahukah anda, namanya orang sakit gigi, tidur pun tak nyenyak. balik kanan bilang "aduuh, gigi ane pengin dicopot rasanya", balik ke kiri bilang "aduuh, rasanya pengin dilepas aja ni gigi biar bisa tidur nyenyak". terlentang, mikir "utangku gimana ini?". tengkurap teriak-teriak "WOOY! KAGA BISA NAPAS!" jadi serba salah, kagak bisa tidur.

dan ini terjadi pada saya dua hari terakhir. bukan giginya yang sakit, tapi gusinya yang sakit. gigi tumbuh itu terkadang menyakitkan. beneran, gan! kagak boong ane.. tadi siang udah di check, sama dokter giginya saya disuruh buat nongkrong ke laboratorium buat rontgen gigi, gara-gara rahangnya udah gak muat lagi. dan secepatnya kudu operasi minor buat nyabut "gigi kasus" yang ada di rahang kiri saya bagian belakang (yang udah ga muat ini).

kalo ngomong tentang sakit gigi, saya punya banyak cerita tentang sakit gigi. dan kebanyakan cerita saya bersama bapak saya tercinta. saya ga pernah memungkiri, saya lebih banyak nyambung ama bapak. bukannya apa-apa, udah kayak kembar. sifat-sifatnya hampir sama.

contoh, baru kemarin saya curhat sama bapak tentang gigi saya yang sakit ini.

Saya: Pak, ini gigi saya sakit. rasanya kayak disakitin.
Bapak: sakit gigi? besok ke Pajang aja.
Saya: Ngapain? ada dokter gigi?
Bapak: Ada, ga tanggung-tanggung. tulisannya "terima pasang gigi kuda"
Saya: *muka datar tanpa ekspresi*
Bapak: eh jangan salah, gigi kuda kan kuat. kan ada kata-kata "kuda gigit besi", berarti gigi kuda kuat.
Saya: kenapa kaga gigi buaya? lagian tega anaknya yang imut-imut ini ganti gigi kuda? *^&Q$^&%$)Q(&$

ga banyak yang pengin saya ceritain hari ini. hanya tentang gigi saya yang lagi ga sehat ini. tapi satu yang pasti, sakit gigi kagak enak. masih enakan juga sakit hati. masih bisa ngapa-ngapain. saya jadi pengin lirik lagu yang dinyanyiin (alm.) Meggy Z itu diganti liriknya. perkaranya sakit hati itu ga lebih menyakitkan ketimbang sakit gigi.. aseek..aseeek.. cuzz..

Minggu, 01 April 2012

semua tentang aku, kamu, dan kisah kita..

hampir 3 taun kami menjalani kisah cinta kami.. kisah cinta yang bisa dibilang penuh liku-liku, penuh canda tawa, penuh kebodohan, penuh rasa sayang, dsb. ya, kami pasangan satu kelas. dan cuma satu-satunya (dikelas kami).

saya masih ingat 2 taun yang lalu, beberapa saat sebelum kami kembali bersatu (cieilee, bahasanya). kelar satu rangkaian acara dikampus, kami (kembali) berkencan, dan saya memutuskan nekat untuk "ikut" pulang kerumahnya. dia menolak, menolak, dan terus menolak. tapi emang dasarnya saya yang ndablek, akhirnya saya yang menang. saya ikut kerumahnya.

sepanjang pejalanan pulang kerumahnya, kami memang banyak mengobrol. udah selaksa temen lama yang bener-bener lama banget ga ngobrol. tapi setengah jam sebelum kami sampai, kami bungkam. bukannya apa-apa, tapi emang bingung. bukan bingung karena ga ada bahan yang dibicarain, tapi bingung saya ngaku ke orangtuanya sebagai apa. pacar bukan, mantan iya, temen sekelas pula. tapi ga mungkin banget buat ngaku, "maaf, pak. saya mantan pacarnya anak bapak". woooo... disampluk saya nanti.

ga jauh berbeda, dia juga bingung. berkecamuk berjuta kata yang akan ia rangkai ketika ia memperkenalkan saya pada orangtuanya. perkaranya, dia sendiri belum pernah bawa cowok buat main kerumahnya. satu-satunya cowok yang pernah main ketempat dia adalah temen dia satu organisasi pas dia masih SMA. untungnya ketika itu dia ga bilang, "gimana kalo kamu turun aja dari motorku, terus kamu balik solo pake bis?".

ketika kami sampai dirumahnya, saya bukannya ciut nyali, malah makin nekat masuk kerumah (walau pada akhirnya, saya lebih banyak diem di ruang tamu, mata nempel dilantai, berharap ada Pandji Pragiwaksono lewat, ngasih pertanyaan, trus ngatain "KENA DEEH!!")

dan semua ternyata berlalu seperti biasa. orangtuanya sangat welcome dengan kehadiran saya yang dudul ini. alhamdulillah juga ga ada adegan-adegan drama yang konyol kayak di sinetron-sinetron zaman sekarang. semua berlalu laksana air mengalir (dari tandon).

terkadang kalau kami mengingat-ingat masa itu, kami bernostalgia dan kami bisa tertawa. inilah cerita yang akan kami bawa ke masa depan ketika kami telah cukup menggapai mimpi-mimpi kami, duduk berdua (atau mungkin sekeluarga besar lengkap dengan anak cucu kami), bercengkrama dan bisa tertawa lepas.

alhamdulillah, kini kami makin mencintai satu sama lain. terus berusaha untuk saling melengkapi (walau terkadang ada hal yang membuat kami saling silang pendapat kayak teka-teki silang), dan kini kami berharap waktu yang berjalan membuat kami makin dewasa dan makin siap untuk menjalankan bahtera rumah tangga.

amiiiin..

*ps: this is special for my lovely girlfriend, RISKA ALFIN PRAMITA

Rabu, 29 Februari 2012

Solo - Jakarta - Mataram - Jakarta - Solo lagi..

liburan gue pun berakhir.. 8 hari yang buat gue sangat-sangat pendek.. bukan apa-apa, perkaranya gue kesana disaat masa libur kuliah gue masih amat panjang.. tapi tak apalah, kita juga kudu tau diri, maklum stay lama juga ga enak.. posting ini mungkin agak basi, tapi tak apalah..

SKRIPSI.. OH Skripsweet..

YES! Semester 8! Masa-masa liburan di Mataram sudah berakhir. Tak ada pesawat dengan livery lama. Tak ada lagi hiburan pelepas kepenatan. Sekarang udah bukan lagi semester bawah. Sekarang udah semester atas. Dan tahukah kamu, sekarang apa yang dihadapi semester atas? Skripsi!

Yuuk.. bener! Selain kuliah yang masih bejibun (buat yang masih make up n ngambil mata kuliah semester bawah macam gue), skripsi berasa kayak momok menakutkan. Setiap hari kudu berkutat dengan beratus-ratus judul buku buat ngambil teori. Berpikir tentang segala macam teknik dan segala tetek bengeknya. Dan mungkin bisa dibilang, ini adalah puncak dari segala puncak pas kuliah. Betul?

Beberapa mengatakan skripsi itu bisa jadi 2 muka, skripsh*t dan skripsweet. Tapi itu semua juga tergantung apa yang kita ambil. Ambil yang kita ga bisa, sama aja bakal sh*t, jadilah skripsh*t. Ambil yang kita bisa, kerjain dengan riang gembira (persis bener kayak lirik lagu). Pendadaran, skripsi pun akan jadi skripsweet.

Ente bakal pilih yang mana, sob? Ooh.. jelas pilihannya, dan pasti semua bakal memilih yang kedua. Walau ada beberapa faktor yang mungkin bakal mengganggu kita untuk menjadikan skripsi sebagai skripsweet. Apa aja?

Pertama, judul, rumusan teori ampe kebawah-bawah. Maksudnya kebawah-bawah? Ya nhoh bab 1 ampe kelar. Kalo judul, rumusan teori ampe kebawah-bawah ga bagus, teknik juga ga asik, gimana mau jadi skripsweet? So? Siapin bahan yang valid, gali teori, temukan teknik yang bagus, menarik, dan menyenagkan, terus diolah ampe bener-bener siap maju.

Kedua, dosen pembimbing. Ini juga kunci. Bukannya apa-apa. Tapi kalo kita udah nyiapin judul yang bagus, teori yang bejaban, teknik yang amat menyenagkan, tapi akhirnya ditolak ama 2 orang dosen pembimbing, sama aja ga asyik.

Terakhir, mood. Judul jempolan, teori bagus, teknik keren, dosbing asik, tapi kalo moodnya ga ada, biasanya malah mundur-mundur. Mau lulus kapan kalo mundur terus?

Gue nulis kaya gini bukan berarti gue udah pengalaman ma yang kayak beginian. Gue juga baru mulai proses menuju kesana. Dan ini jadi motivasi gue buat terus ngerjain skrips (termasuk make up nilai C yang masih banyak dan kuliah yang belum keambil). Karena bagaimanapun, gue masih punya mimpi. Mimpi menjadikan skripsi gue sebagai skripsweet, dan terus mengejar cita-cita melalangbuana yang udah didepan mata. Inilah bakal hasil akhir gue kuliah sekian tahun di d’green campus..