Jumat, 12 November 2010

salah...

ini masih tentangku... masih tentangnya, Riska Alfin Pramita... masih tentang kami... kenapa? karena aku susah menggambarkan hal lain selain hubungan kami. hubunganku dan dia.
saat ini kami sedang hebat-hebatnya berseteru. jujur! aku bahkan dia tak pernah mau untuk hal seperti ini. tapi apa mau dikata. jadi, kuputuskan saja untuk menulis apa yang aku rasa disini.
terimakasih buat arnaz ma mas hanif yang mau "menghajarku" dengan kata-kata mereka. masukan dan saran yang membunuh ego tinggiku... aku sadar, aku tak mampu hidup tanpanya... tanpa hadirnya, tanpa canda cerianya, tanpa cinta, sayang, dan perhatiannya...
aku hanya manusia biasa yang hanya punya setengah hati. sedangkan setengah hati sisanya, dia yang membawa. aku pun hanya manusia biasa, yang sering dan slalu membuat salah, yang slalu hidup dalam bayang-bayang kekurangan. yah aku sadar, aku memang kurang segalanya, dan dialah pelengkapku. Tuhan telah menciptakan sosok sempurna yang dampingi aku.
maaf, mungkin hanya itu yang mampu aku ucapkan. aku khilaf. aku masih mengikuti naluriku sendiri tanpa aku berpikir tentangnya. aku terlalu mencintainya, hingga aku tak pernah ingin kehilangannya. tapi mungkin sulit mendapatkan maaf darinya. terlalu sering aku menyakitinya. terlalu sering aku mempermalukannya. dan aku tau, dia akan amat sangat susah sekali pake banget untuk menerima maafku.
aku menulis ini dengan keadaan yang mengenaskan. menangis diantara teman-teman yang sedang tertawa karena kegembiraan mereka. aku menangis memohon maaf, memohon ampun karena aku salah. aku terlalu mengikuti logika tanpa pernah merasa...
aku akan perbaiki semua. masukan teman-teman membuatku sadar bahwa dia adalah seorang perempuan yang amat berbeda dari laki-laki. takkan ada lagi hal yang tidak mengerti perasaannya.
sungguh! aku sayang dia, Tuhan. aku sangat mencintai dia. bahkan aku tak mungkin sanggup kehilangan dia. aku hanya merasa... merasa jauh darinya hingga aku menuntutnya untuk ada buatku. kini takkan ada lagi mengikuti egoku. aku akan bahagiakannya, walau aku sadar caraku membahagiakannya tak mungkin menggantikan luka yang sudah aku berikan padanya.
maaf, hanya itu yang terucap... aku sayang dia... sangat mencintainya... T.T

2 komentar:

  1. Weuw...Semangat mas Bro!!! Tulisan masa silam, dan semoga esok lebih baik. Ditunggu undangannya ma mba Alfin yo...Hahay ^ ^

    BalasHapus
  2. ahaaahahahaha...
    trnyata mbak Sist juga membacanya...
    :D
    amiiin...
    makasih doa dan harapannya...
    :)

    BalasHapus